Welcome To Eko Cahyono Blog.

Rabu, 07 April 2010

Perbedaan Antara Senyawa Organik Dengan Anorganik

  1. Tujuan :

Melalui percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami perbedaan sifat antara senyawa organik dan senyawa anorganik

  1. Dasar Teori

Kimia Organik adalah disiplin ilmu kimia yang spesifik membahas studi mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan(sintesis atau arti lainnya) tentang persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan hidrogen, yang dapat juga terdiri atas beberapa elemen lain, termasuk nitrogen, oksigen, unsur halogen, seperti fosfor, silikon dan belerang. <1> <2> <3> Definisi asli dari kimia "organik" berasal dari kesalahan persepsi atas campuran organik yang selalu dihubungkan dengan kehidupan. Tidak semua senyawa organik mendukung kehidupan di bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan seperti yang telah kita ketahui bergantung pula pada sebagian besar kimia anorganik; sebagai contoh: beberapa enzim bergantung pada logam transisi, seperti besi dan tembaga; dan senyawa bahan seperti cangkang/kulit, gigi dan tulang terdiri atas sebagian bahan organik,sebagian lain anorganik.

Terlepas dari bahan dasar karbon, kimia anorganik hanya menguraikan senyawa karbon sederhana, dengan struktur molekul yang tidak mengandung karbon menjadi rantai karbon (seperti dioksida, asam, karbonat, karbida, dan mineral). Hal ini tidak berarti bahwa senyawa karbon tunggal tidak ada (yaitu: metana dan turunan sederhana). Biokimia sebagian besar menguraikan kimia protein (dan biomolekul lebih besar).Karena sifat yang spesifik, senyawa berantai karbon banyak menampilkan keanekaragaman senyawa organik yang ekstrim dan penerapan yang sangat luas. Senyawa-senyawa tersebut merupakan dasar atau unsur pokok beberapa produk (cat, plastik, makanan, bahan peledak, obat-obatan, petrokimia, beberapa nama lainnya) dan (terlepas dari beberapa pengecualian) bentuk senyawa merupakan dasar dari proses hidup.

Perbedaan bentuk dan reaktivitas molekul kimia menetapkan beberapa fungsi yang mengherankan, seperti katalis enzim dalam reaksi biokimia yang mendukung sistem kehidupan. Pembiakan otomatis alamiah dalam Kimia Organik dalam kehidupan seluruhnya. Kecenderungan dalam Kimia organik termasuk sintesis kiral, kimia hijau, kimia gelombang mikro,fullerene(karbon alotropis) dan spektroskopi gelombang mikro.

Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia organologam.

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.

Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.

Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik.

Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis - "life-force".

Kebanyakan senyawaan kimia murni dibuat secara artifisial.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sudah sejak zaman purba orang mengetahui bahwa tubuh makhluk hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan) dapat menghasilkan berbagai macam zat. Gula pasir didapat dari batang tebu, dan gula merah dihasilkan dari pohon enau. Beras dan gandum dapat diuraikan oleh ragi menjadi alkohol. Bangsa Mesir kuno sudah mengenal formalin, suatu zat pengawet yang dihasilkan oleh semut. Orang Mesopotamia dahulu memperoleh zat-zat pewarna dari hewan molluska. Pupuk urea didapatkan dengan menguapkan air seni (urine) mamalia. Kini kita mengetahui bahwa fosil tumbuhan dan hewan yang terpendam berabad-abad dalam tanah dapat berubah menjadi minyak bumi.

Menjelang akhir abad ke 18, para ahli kimia membagi senyawa-senyawa menjadi dua kelompok :

  • Senyawa organik, yang dihasilkan oleh makhluk hidup (organisme)

  • Senyawa anorganik, yang dihasilkan oleh benda mati (kulit bumi atau udara)

Istilah organik dan anorganik ini diusulkan oleh Karl Wihem Scheele (1742 -1786) dari Swedia pada tahun 1780. Pada tahun 1807, Jons Jakob Berzelius (1779-1848) mengeluarkan teori bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat dibuat di dalam tubuh makhluk hidup dengan bantuan “daya hidup” (Vis Vitalis dalam bahasa Latin), sehingga senyawa organik tidak mungkin dapat dibuat dari senyawa anorganik di laboratorium. Oleh karena Berzelius dipandang sebagai ahli kimia terbesar pada saat itu, teorinya dianut oleh para ilmuwan lainnya tanpa ragu-ragu. Ternyata teori “daya hidup” itu tidak bertahan lama, dan akhirnya ditumbangkan oleh murid Berzelius sendiri, Friedrich Wohler (1800 -1882) dari Jerman. Pada tahun 1827, Wohler mereaksikan perak sianat dengan amonium klorida untuk membuat amonium sianat.

AgOCN + NH4Cl NH4OCN + AgCl(s)

Ketika Wohler menguapkan pelarut air untuk memperoleh kristal padat amonium sianat, ternyata pemanasan yang terlalu lama menyebabkan amonium sianat berubah menjadi urea !. NH4OCN à (NH2)2CO

Penemuan Wohler itu menggemparkan dunia ilmu kimia, sebab urea (senyawa organik) dapat dibuat dari amonium sianat (senyawa anorganik), atau sebagaimana bunyi surat Wohler kepada Berzelius tertanggal 22 Februari 1828 : “ Saya mampu membuat urea dalam tabung reaksi tanpa bantuan ginjal hewan atau manusia

Organik versus Anorganik - Buku kimia kelas SMA oleh Bpk Ganggeng Kanyoet, Yogya


2. Bahan-Bahan Yang digunakan

  1. Etanol

Pemerian cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.

Etanol asli ialah cairan jernih yang mudah terbakar dengan titik didih pada 78.5°C dan titik beku pada - 114.5°C, BM 46,07. Etanol digunakan sebagai bahan anti-beku dan mempunyai bau vodka. Ketumpatan etanol ialah 789 g/l, yaitu kurang 20% daripada ketumpatan air. Etanol mudah larut dalam air, praktis bercampur dengan semua pelarut organik dan merupakan pelarut yang baik untuk pewangi, cat, dan tinktur. Ini membolehkan perisa ditambah ke dalam etanol semasa proses pembaruan (brewing). Etanol boleh digunakan sebagai pembasmi kuman (70% hingga 85% etanol). Larutan tersebut boleh membunuh organisme dengan cara mengubah protein dan melarut lipid, dan menghalang kebanyakan bakteria, fungi, dan setengah virus. Namun, etanol tidak efektif terhadap spora bakteria. Disebabkan sifat ini, etanol boleh disimpan untuk tempo masa yang sangat lama (sebagai minuman alkohol).

Etanol merupakan asid lemah, lebih lemah daripada air dan membentuk ion etanoat (C2H5O)

  1. Air Kapur

  2. Urea

  3. Larutan NaOH 3M

Natrium ialah unsur kimia dalam jadual berkala yang mempunyai simbol Na (Natrium dari Latin) dan nobor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lembut, licin, dan keperakan dan tergolong dalam kumpulan logam Alkali. Ia amatlah reaktif, terbakar dengan nyalaan kuning, dan teroksida dalam udara.

Natrium hidroksida (NaOH) termasuk pada golongan bahan kimia korosif. NaOH adalah salah satu bahan kimia yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan hidup.

NaOH memiliki BM = 40,00. NaOH berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, keras, rapuh, dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. NaOH mudah larut dalam air dan dalam etanol. (FI edisi IV, 589)

  1. Lakmus Merah

  2. Lakmus Biru

  3. Kuning Telur

  4. Larutan Timbal Asetat

  5. Larutan Asam Klorida 3M

  6. Kloroform

  7. Larutan Kalium Bromida

  8. Kasein

  9. Larutan asam nitrat 3M

  10. Larutan amonium molibdat

  11. Kristal natrium klorida

  12. Kristal sukrosa

Sebuah gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering digunakan adalah kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. Dalam istilah kuliner, gula adalah tipe makanan yang diasosiasikan dengan salah satu rasa dasar, yaitu manis. Gula atau sukrosa dapat dibuat dari tebu, bit atau aren dengan proses pemurnian. Pada tahun fiskal 2001 / 2002, 134,1 Juta ton gula diproduksi di seluruh dunia.

(http://wikipedia.org/wiki/sukrosa)


  1. HASIL PENGAMATAN

  1. uji unsure-unsur yang terkandung dalam senyawa organic

    1. uji unsure-unsur yang terdeteksi pada pembakaran senyawa organic.

No

perlakuan

Hasil pengamatan

1

Etanol di bakar

Warna etanol ungu

2

Gelas kimia yang berisi air dengan dipanakan diatas krus yang berisi etanol dibakar

Sebelyum air dipanaskan gelas kimia terlihat lembab setelah dipanaskan kelembaban hilang

3

Ujung batang pengaduk ditempatlan diatas nyala etanol yang sedang terbakar dengan jarak rata-rata 2 cm

Air kapur pada ujung batang pengaduk mongering dan serbguk kapur yang terbentuk menempel pada ujung batang pengaduk







    1. Usur-unsur yang terdeteksi pada penambahan basa kuat dan pemanasan senyawa organic

Uji Beilstein

No

Perlakuan

Hasil pengamatan

1

Sekeping kawat tembaga dimasukan dalam nyala api, kemudian didinginkan, setelah itu dicel;upkan dalam larutan HCl 3 M selanjutnya dibkar lagi.

Nyala api berbarna hijau dan terdfapat percikan api

2

Perlakuan ynag sama dilakukan pada KI

Nyala api berwarna ungu dan terdapat percikan api

3

Perlakuan yang sama dilakukan pada KBr

Nyala api berwarna ungu tetapi tidak terdapat percikan api.

4

Perlakuan yang sama dilakukan pada CHCl3

Nyala api berwarna hijau dan terdapatr percikan api

5

Perlakuan ynag sama dilakukan pada air liur

Tidak terjadi perubahan warna nyala api. Namun api menjadi redup dan kawat tembaga menjadi hitam (mengupas)


  1. perbedaan sifat senyawa organic dan anorganik

  1. perbedaan yang teramati pada pemanasan

No

Perlakuan

Hasil pengamatan

1

Kristal natrium klorida dan sukrosa dipanaskan

Kristal sukrosa lebih cepat mencair dari pada natrium kloroda.


  1. perbedaan ionisasi

No

Perlakuan

Hasil pengamatan

1

Perak nitrat 1% sebanyak 3 tetes ditambahkan pada 2 mL CHCl3

Perakk nitrat larut dalam CHCl3 dan larutan tetap bening

2

Ditambahkan perak nitrat berlebih

Terbentuk dua lapisan larutan (lapisan atas perak nitrat dan lapisan bawah CHCl3)

3

3 tetes perak nitrat 1% ditambahkan pada 2 mL NaCl 0,1 M

Larutam menjadi keruh


G. Pembahasan

Percobaan ini dengan judul “perbedaan antara senyawa organik dengan anorganik” dengan tujuan memahami perbedaan sifat antara senyawa organik dan anorganik dilakukan atas dasar bahwa senyawa –senyawa kimia terbagi atas dua golongan besar yakni senyawa organik dan senyawa anorganik.

1. Uji Unsur-Unsur Yang Terkandung Dalam Senyawa Organik

a. Unsur-unsur yang terdeteksi pada pembakaran senyawa organik

Dengan memasukan 2 ml etanol dalam krus, kemudian bakarlah etanol tersebut dengan api kecil. Bila etanol terbakar kemudian mengambil beaker 250 ml dan mengisi dengan air yang dingin. Keringkan bagian bawah luar dan sisi luar beaker tersebut. Peganglah beaker diatas alkohol yang sedang terbakar kemudian diamati.

Memasukan beberapa mililiter air kapur dalam sebuah tabung reaksi atau beaker kecil. Mencelupkan batang pengaduk kaca dalam air kapur tersebut sedemikian sehingga tertinggal satu tetes air kapur jernih pada ujung pengaduk. Menempatkan ujung pengaduk kira-kira 2 cm diatas nyala etanol yang sedang terbakar, kemudian mengamati perubahan yang terjadi pada air kapur.

  1. Uji Beilstein

Memasukan salah satu ujung kawat tembaga tersebut kenyala api, sampai tidak timbul warna. Setelah dingin, mencelupkan ujung kawat tersebut kesalah satu larutan diatas, kemudian masukan kenyala api. Kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi. Dan menguji air ludah yang telah terkumpul dalam sebuah beaker kecil. Mencatat pengamatan dan kesimpulan kemudian mengusapkan kawat tembaga yang dingin dan bersih ke tangan kemudian masukan kenyala api, uji ini akan berhasil bila tangan berkeringat.

  1. Perbedaan Sifat Senyawa Organik Dan Anorganik

  1. Perbedaan yang teramati pada pemanasan

Meletakan sebuah cawan penguapan pada kawat kasa diatas kaki tiga. Pada salah satu bagian cawan penguapan, meletakan beberapa kristal NaCl. Pada bagian lain meletakan beberapa kristal sukrosa. Mula-mula panaskan perlahan-lahan, kemudian panaskan dengan cepat sampai cawan merah membara. Dinginkan, kemudian mengamati perubahan NaCl dan sukrosa tersebut. Mengeluarkan NaCL dari cawan kemudian panaskan dengan kuat residu sukrosa sampai habis. Hasil pengamatan menunjukan kristal sukrosa lebih cepat mencair dari pada kristal NaCl. Hal ini menunjukan bahwa titik didih NaCl lebih tinggi bila dibandingkan dengan Sukrosa.

  1. Perbedaan ionisasi

Mula-mula memasukan 20 ml larutan natrium klorida 0,1 M dalam sebuah tabung reaksi. Pada tabung yang lain, memasukan kloroform dengan jumlah yang sama. Dan menambahkan 3 tetes larutan perak nitrat 1% kedalam masing-masing tabung. Hasil pengamatan menunjukan bahwa perak nitrat 1% yang ditambahkan pada kloroform melarut dan larutan tetap bening. Pada saat ditambahkan perak nitrat berlebih terbentuk dua lapisan larutan dimana perak nitrat terletak dibagaian atas dan kloroform terletak dibagaian bawah. Yang berarti bahwa massa jenis perak nitrat lebih rendah dibandingkan dengan kloroform. Sedangkan untuk 3 tetes perak nitrat yang ditambahkan pada 2 mL NaCl 0,1 M yang terjadi larutannya menjadi keruh.

  1. Kesimpulan

  1. DAFTAR PUSTAKA

Team teaching praktikum Kimia Organik. 2008. Modul Praktikum kimia organik I. Gorontalo: UNG

Fessenden & Fessenden, 1982. Kimia Organik Edisi ketiga jilid 1 dan 2. jakarta : Erlangga.

Cotton & Wilkinson,1973. Kimia Anorganik dasar. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

Drs Parlan M.Si 2003. Kimia Organik I. Malang JICA

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

  1. Larutan perak nitrat 1%


Tidak ada komentar: