Welcome To Eko Cahyono Blog.

Jumat, 09 April 2010

ISOLASI KAFEIN DARI KOPI

A. Tujuan Percobaan

Mengisolasi alkaloid kafein dari biji kopi

B. Dasar Teori

Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain 1,3,7- trimetixantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh pada 234 0 C sampai 239 0 C dan menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin, alkohol dan beberapa pelarut organik lainnya.



Kafein adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi (energy drink), coklat ataupun obat-obatan (Rozanah: 2003).

Secara alamiah selain dari biji kopi kafein terdapat pula dalam daun teh, daun mete, biji kola dan coklat (theobromin). Selain diperoleh dari tumbuh – tumbuhan, kafein juga dapat disintesa. Kafein bersifat sebagai basa lemah dan hanya dapat membentuk garam dengan asam kuat.




Kafein

C. Alat Dan Bahan

Alat Bahan

Labu dasar bulat Kopi

Pendingin Liebig Timbal asetat padat

Corong pisah Kloroform

Cawan penguap Asam nitrat

Gelas kimia Amonium hidroksida

Labu erlenmeyer


E. Pembahasan

Selain teh, kopi merupakan minuman paling dikenal umat manusia. Tak seorang pun tak mengenal kopi. Minuman ini sudah dikenal di mana-mana sejak ratusan tahun lalu. Begitu terkenalnya kopi sampai timbul istilah coffee break atau "rehat kopi" di setiap acara resmi seperti seminar, lokakarya, rapat, dll. Saat itu para tamu atau peserta beristirahat sebentar untuk menikmati kue-kue sambil minum secangkir kopi atau teh. Sementara dalam kehidupan sehari-hari, kopi seringkali dijadikan pendamping sarapan pagi.

Sekalipun demikian mungkin jarang kita mengamati apa manfaat atau dampak negatif kopi bagi kesehatan. Paling-paling yang kita tahu setelah minum kopi badan terasa segar dan rasa kantuk hilang

Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain 1,3,7- trimetixantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh pada 234 0 C sampai 239 0 C dan menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin, alkohol dan beberapa pelarut organik lainnya. Contohnya pada kopi yang kita minum dapat membuat kita awas dan lebih bergairah dalam beraktivitas. Benar juga. Tanyakan saja kepada para pencinta kopi kalau tidak percaya.

Kopi mengandung kafein, zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi (energy drink), cokelat, maupun obat-obatan.

Keuntungan Kafein

Kafein yang merupakan bagian dari kelompok senyawa metilsantin, sedangkan bagian lain dari senyawa ini dikenal sebagai trofilin dan teobromin yang salah satu sumber utamanya adalah dari kopi. Kafein dalam kopi mampu memberikan sinyal pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan cepat mengolah memori pada otak (Andie R: 2006). Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Intisari bahwa Kafein ternyata dapat menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Sebab itu tidak heran setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau pun mengantuk. Dampak positif ini menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi.

Karena khasiat kafein seperti itulah, maka substansi ini juga terdapat pada pil-pil diet dan obat-obat pereda sakit (painkillers). Kendati tergolong sebagai perangsang tertua dunia, kafein itu sendiri baru dikenal sekitar 200 tahun lalu. Sebelumnya yang diketahui hanyalah bahwa pelbagai tanaman itu masing-masing memiliki khasiatnya sendiri-sendiri. Pada 1820 kimiawan Friedrieb Ferdinand Runge dari Jerman berhasil mengisolasi unsur kafein pada biji kopi (www.eksekutif.com).

Kerugian Kafein

Pada dosis sedang, kafein menaikkan produksi asam lambung yang berlangsung lama, sehingga dapat memperbesar risiko penyakit lambung, tukak lambung, atau tukak usus halus. Jadi para penderita kelemahan lambung hendaknya menghindari konsumsi kopi (Intisari).

Minum kopi juga berbahaya bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Selain itu, kopi juga bisa meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urin bertambah. Jadi, jangan heran kalau tak lama sehabis mengkonsumsi kopi kandung kencing cepat penuh (Intisari).

Minum kopi terlalu banyak bisa pula mengurangi kesuburan wanita, apalagi kalau dikombinasikan dengan alkohol. Bagi wanita usia menopause, minum kopi dalam jumlah banyak bisa menambah risiko kekeroposan tulang (osteoporosis).

Sementara itu, Andie. R (2006) mengemukakan bahwa dosis kafein dapat berakibat fatal bagi manusia adalah sekitar 10 gram kafein yang dikonsumsi per oral (melalui mulut). Dosisnya bervariasi tergantung berat badan (sekitar 150 miligram kafein perkilogram berat badan). Jika diukur dengan suguhan minuman kopi, dosis fatal tersebut setara dengan 50-200 cangkir kopi per hari.

Walaupun banyak efek negatifnya, ada beberapa keuntungan yang berhubungan dengan kebiasaan minum kopi. Kopi tidak memiliki nilai nutrisi yang nyata bagi tubuh, kecuali Anda menambahkan krim atau susu ke dalamnya. Keuntungan tersebut antara lain sebagai perangsang dalam melakukan berbagai aktivitas, variasi jenis minuman, dan mencegah kanker prostat (kandungan boron dalam kopi dapat mencegah kanker prostat).



Kafein

Kafein juga merupakan salah satu penyebab utama sakit kepala. Hasil dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi kopi dalam jumlah berlebihan di pagi hari dapat meningkatkan tekanan darah, tingkat stres dan memicu poduksi hormon penyebab stres selama satu hari penuh.

Kafein dalam kopi merangsang kelenjar-kelenjar adrenal, yang dapat meningkatkan salah satu faktor penyebab stres setelah 18 jam. Kafein pada kopi sangat berpotensi meningkatkan tekanan darah serta detak jantung yang banyak dilaporkan menjadi penyebab kebanyakan timbulnya rasa stres yang berkepanjangan pada hari kerja. Efek ini biasanya masih akan terbawa sampai malam hari menjelang waktu tidur.

Sedangkan dalam www.eksekutif.com secara rinci mengemukakan bahwa kafein itu memiliki sifat-sifat : analeptik (merangsang sistem susunan saraf pusat), ergogenik (meningkatkan kinerja fisik motorik), diuretik (memperlancar keluarnya air seni), tetapi tak dehidratik atau membuat tubuh kekurangan cairan. Di sisi lain, kafein ada juga bahayanya. Zat ini dapat meningkatkan tekanan darah peminumnya. Lalu ancaman serangan jantung pun naik seiring volume kopi yang telah diminumnya dan lamanya kebiasaan itu berlangsung. Agaknya kopi begitu digemari karena unsur kafeinnya bisa membangkitkan kita dari rasa sedih atau tertekan. Dengan menyeruput kopi, orang bisa (tunggu setengah jam) terbangun dan waspada. Kopi adalah semacam "mind altering drug" alias obat pengubah suasana hati yang efektif.

Dalam percobaan ini yang akan dilakukan yaitu mengisolasi kafein dari kopi. Pertama-tama memasukan 20 g kopi halus kedalam labu dasar bulat kemudian menambahkan 350 mL aquadest kemudian dicampurkan sampai larut sempurna.kemudian merefluks campuran tersebut selama 25 menit agar sampel yang akan di isolasi terpisah. Setelah itu campuran disaring dengan corong buchner untuk memperoleh filtrat yangbenar-benar murni.

Selanjutnya melarutkan 3 g timbal asetat dalam 27 mL aquadest lalu menambahkan larutan timbal asetat tersebut tetes demi tetes kedalam filtrat hingga terbentuk endapan. Apabila sudah terbentuk endapan kemudian filtrat tersebut didinginkan dan disaring kembali. Filtrat yang diperoleh dikocok perlahan-lahan dengan menambahkan 25 mL kloroform tetes demi tetes. Pengocokan dilakukan selama 5 menit kemudian campuran dituangkan kedalam corong pisah dan dikocok kembali beberapa saat setelah itu campuran dibiarkan hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan bagian bawah berwarna kuning dan bagian atas berwarna coklat. Lapisan bawah merupakan larutan kafein dalam kloroform yang kemudian diambil sebagai sampel dalam percobaan. Lapisan ini dikeluarkan dan ditampung dalam cawan penguapan.

Langkah selanjutnya filtrat tersebut dimasukan kembali kedalam corong pisah dan ditambahkan lagi dengan 25 mL kloroform hingga terbentuk kembali 2 lapisan.Hal ini betjuan agar kafein benar-benar murni. Cairan bagian bawah dialirkan kecawan uap. Cairan tersebut diuapkan diatas penangas air sampai kering. Hal ini dilakukan agar kloroform menguap dan yang tertinggal kafein kasar.

Langkah terakhir yang dilakukan yaitu melakukan sublimasi dari cawan penguapan yang berisi kafein kasar tersebut agar diperoleh kafein murni dengan cara menutupi kertas saring berlubang dan kaca arloji yang telah ditimbang terlebih dahulu. Kemudian meletakkan cawan penguapan yang berisi kafein kasar tersebut diatas nyala api kecil selama beberapa saat hingga terbentuk kristal jarum yang merupakan kafein murni. Dari hasil percobaan yang dilakukan, kafein yang diperoleh dalam 20 g kopi sebesar 0,044 gram.


Daftar Kepustakaan

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=47&Itemid=3

http://alat.dikti.org/lab/kidas/index.html

http://www.eksekutif.com./berita/artikel.html?aid=708

http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/Kimia%202.htm

Penuntun Praktikum Kimia Organik II, Lab. Kimia UNG, 2006.

R. Andie, Secangkir Kopiku di Pagi Hari, www.perspektif.net, 2006.

Rozanah Astri. Kafein, www.republika.co.id, 2003.

Tidak ada komentar: