Welcome To Eko Cahyono Blog.

Jumat, 09 April 2010

ISOLASI ASAM MIRISTAT DARI BIJI PALA

A. Tujuan Percobaan

Mengisolasi trimiristin dari biji pala dengan ekstraktor soxhlet dan hicrolisinya menjadi asam miristat

B. Dasar Teori

Biji pala mengandung 73 % gliserida jenuh yang terdiri atas komponen-komponen asam lemak : asam laurat 1,5 %, asam miristat 76,6 %, asam palmitat 10,5 %, asam oleat 10,5 % dan asam linoleat 1,3 %. Proporsi asam miristat yang begitu besar terikat dalam trigliserida menunjukan bahwa senyawa trigliserida, dalam hal ini trimiristin terdapat dalam jumlah atau proporsi yang sama dengan asam mirista. Jika asam palmitat dan asam laurat dibandingkan relatif terhadap asam miristat, maka proporsi trimiristin didalam gliserida adalah kira-kira 77 % atau 55 % dari lemak total. Bomer dan Ebark berhasil mengisolasi 40 % trimiristin dengan cara mentransasi biji pala.


Trimiristin adalah suatu gliserida atau lebih tepat trigliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat. Rumus molekulnya adalah :

O

CH2-O- C-(CH2)12CH3

O

CH-O- C-(CH2)12CH3

O

CH2-O-C-(CH2)12CH3

Nama lain dari asam miristat adalah asam tetra tetradekanoar wujudnya berupa kristaL berwarna putih agak berminyak. Rumus molekulnya adalah CH3(CH2)12COOH. Titik leleh 54,4 oC dan titik didih 326,2 oC. Sangat larut dalam alkohol dan eter.

Asam miristat pertama kali di isolasi oleh Playfair pada tahun 1841 dan sekaligus menemukan bahwa asam miristat merupakan komponen utama biji pala ditemukan pula bahwa asam miristat terdapat dalam semua spesies myritica tetapi dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan pala.

Meskipun asam miristat larut dalam alkohol dan eter, ia tidak larut dalam air. Sifat ini digunakan untuk mengkristalkan asam miristat dari hasil hidrolisa trimiristin. Kegunaan asam miristat adalah untuk sabun, kosmetik, farfum, dan ester sintesis untuk flafor dan aditif pada makanan.

Prosedur dan tehnik pemisahan asam miristat dari biji pala pada dasarnya adalah ekstraksi trimiristin dari biji pala menggunakan pelarut yang sesuai untuk mendapatkan trimiristin sebanyak-banyaknya. Karena trimiristin ini terdapat dalam biji pala dengan kadar tinggi, maka hasil ekstraksi yang murni dapat dicapai dengan cara ekstrasi sederhana dan kristalisasi. Setelah didapatkan kristal trimiristin yang murni tahap selanjutnya adalah menghidrolisa trimiristin dalam suasana basa sehingga dihasilkan asam miristat dan gliserol. Asam miristat kemudian dipisahkan dengan cara kristalisasi. Reaksi hidrolisa yang terjadi adalah sebagai berikut :

O

CH2-O-C-(CH2)12CH3 CH2-OH

O O

CH-O- C-(CH2)12CH3 + H2O CH-OH + CH3(CH2)12C-OH

O

CH2-O-C-(CH2)12CH3 CH2-OH

A. Pembahasan

Tumbuhan berbatang sedang ini memiliki tinggi sekitar 18 m. Daunnya berbentuk bulat-telur atau lonjong-panjang dimana kaki dan ujungnya tajam. Bagian belakang daun berwarna biru-hijau, sedang bagian atas daun berwarna hijau-tua, berukuran 15 x 7 cm dan berbau wangi aromatis. Bunganya berwarna kuning; sebagian besar adalah bunga jantan dan sebagian lagi bunga betina. Bunga tersebut berkumpul sebagai malai yang bercagak kecil dan tidak berbulu.

Bunga jantan berbentuk buyung, besarnya antara 7-9 mm, dengan tiang benang-sari sedangkan bunga betina agak lebih besar dan tidak mempunyai tiang benang sari. Tanaman pala berbuah bundar, dengan kerut menurut panjangnya buah dan terbagi dalam dua belah. Biji paIa yang diperdagangkan berwarna merah, tertutup oleh mantel berdaging berupa daun (fuli atau arillus, dengan corak merah tua halus); daging buah keras, berwarna keputih-putihan, mengandung getah putih, dan rasanya kelat, enak dimakan dengan gula atau sirop.

Pala, dalam bahasa latin Myristica fragrans (MaIuku) / M. argantea (Pala Irian) / M. Fatua (Pala Ielaki) / M. Moschata. Dalam bahasa Indonesia : PahaIo / Paala / PaIa bibinek. Sedangkan dalam bahasa Inggris adalah Nutmeg / Mace. Kebanyakan berasal dari Maluku (MisaInya Ambon), kini ditanam di negara-negara tropis, dan di kepulauan Antillia.

Dikenal di India dibawa oleh bangsa Hindu yang teIah menetap di Jawa dan di kepuIauan bagian timur. Dari India sampai Irian dan Eropa, biji PaIa dan fulinya digunakan sebagai bumbu dan obat. Tanaman ini biasa ditanamdi kebun dan tempat lain pada ketinggian sekitar 1000 m dari permukaan laut.PaIa merupakan tumbuhan obat-obatan yang seringkaIi disebut di Farmakope, Ramuan obat-obatan Nasional atau ditulis sebagai resep resmi, serta dipergunakan sekurang-kurangnya di 23 negara.

Kandungan Kimia

Buah pala mengandung zat-zat : minyak terbang (myristin, pinen, kamfen (zat membius), dipenten, pinen safrol, eugenol, iso-eugenol, alkohol), gliseda (asam-miristinat, asam-oleat, borneol, giraniol), protein, lemak, pati gula, vitamin A, B1 dan C. Minyak tetap mengandung trimyristin.

Biji pala dikenal sebagai Myristicae Semen yang mengandung biji Myristica Fragrans dengan lapisan kapur, setelah fulinya disingkirkan. Bijinya mengandung minyak terbang, dan memiliki wangi dan rasa aromatis yang agak pahit. Sebanyak 8 - 17% minyak terbang yang ditawarkan merupakan bahan yang terpenting pada fuli.

Kegunaan Pala

PaIa dikenal sebagai obat pelepas kelebihan gas di usus dan sebagai obat perut. Kulit dan daunnya mengandung minyak terbang dengan wangi pala yang menyenangkan. Pala Irian dipakai sebagai obat pencahar sedangkan pala jantan dipakai sebagai obat rnencret dan obat perangsang. Bunga kering (kembang Pala) dipakai pada pelbagai campuran jamu.

Getah segar yang berwarna kehijau-hijauan dari buahnya (beserta air) dipakai sebagai obat kumur untuk mengobati sariawan. Sabun Pala beguna untuk mengobati encok. Kegunaan khusus dari biji Pala, yarig dikenal sebagai Nux moschata M.moschata adalah sebagai obat homoeo-pathi. Biji kerasnya setelah dicuci untuk menghilangkan kapurnya, dibuat menjadi tinktur (direndam dalam alkohol) atau tepung. Obat homoeopathis berguna untuk mengobati sakit histeri, sembelit, mencret dan penyakit sulit tidur atau perut kembung.

Biji PaIa telah terbukti berhasil mengobati mencret pada manusia maupun pada hewan. Di India maupun di Indonesia, biji Pala sudah umum dipakai sebagai obat mencret. Berdasarkan pembuktikan di labolatorium bahwa biji pala bereaksi dengan prostaglandin-prostaglandin.

Jika takaran biji pala terlampau tinggi maka akan menimbulkan efek merangsang (hampir mendekati keracunan), karena biji pala menimbulkan efek membius dan menimbulkan rangsangan yang kuat pada urat-saraf disusul oleh depresi dan tanda-tanda keracunan seperti sakit kepala, kejang, halusinasi, pusing kepala, runtuh, dan sebagainya. Biji pala menyebabkan rasa ngantuk, kulit dan selaput lindir kering, gemetaran, hilang ingatan dan rasa berat di kepala

Asam miristat merupakan komponen utama dalam biji pala. Sekitar 76,6 % kandungan asam miristat dalam biji pala. Pada percobaan kali ini untuk mendapatkan asam miristat dilakukan dengan cara ekstraksi soxhlet dari biji pala.

Mula-mula biji pala dihancurkan sampai benar-benar halus kemudian ditimbang, sekitar 67,3582 gr kemudian dibungkus dengan kertas saring yang di ikat kencang dan kemudian dimasukan kedalam soxhlet. Dengan menggunakan larutan kloroform pada rangkaian alat soxhlet tersebut kemudian di panaskan dengan menggunakan alat penangas yang diletakan dibawahnya, serbuk halus biji pala tersebut diekstraksi secara sempurna sampai menghasilkan larutan bening yakni sebanyak 7 kali sirkulasi. Setelah itu labu di dinginkan, dari hasil ekstrak tersebut kemudian ditambahkan 50 ml aseton dan dipanaskan lagi pada penangas air sekitar 1 jam. Setelah itu larutan dalam tabung tersebut didinginkan lagi selama ± 1 jam sebab penghablurannya berjalan lambat.

Kemudian campuran tersebut kembali didinginkan dalam air es selama 1 jam. Selanjutnya disaring dengan cara Buchner, namun hal ini tidak menghasilkan endapan ( tidak terbentuk kristal ). Akibatnya untuk memperoleh asam miristat gagal. Sebab kristal yang diperoleh dari hasil penyaringan tersebut nantinya setiap 0,5 gr kristal akan ditambahkan NaOH GM dan 20 ml ethanol, selanjutnya direfluks selama 1 jam kemudian ditambahkan lagi dengan 20 ml asam klorida pekat tetes demi tetes yang akan membentuk endapan putih, kemudian akan disaring dan dicuci dengan 10 ml air. Dari hasil tersebut diuji titik lelehnya untuk mendapatkan asam miristat.

Pada percobaan telah dilakukan sebanyak 2 kali, namun hasilnya tidak juga didapatkan yaitu berupa endapan/kristal setelah penyaringan. Hal mungkin saja adanya kesalahan prosedur kerja yang ada pada penuntun praktikum.\

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Asam miristat sebenarnya dapat diperoleh dari ekstraksi soxhlet biji pala.

2. Untuk mengekstrak biji pala dapat digunakan pelarut kloroform dan eter.

B. Kemungkinan kealahan

ΓΌ Kemungkinan terjadi kesalahan pada prosedur kerja pada penuntun praktikum yang menyebabkan gagalnya memperoleh asam miristat.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.asiamaya.com/jamu/isi/pala_myristicafragrans.htm

Team Teaching 2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. UNG.


1 komentar:

aisoice mengatakan...

Terima kasih infonya gan.
Lumayan buat nambah elmu.

Gema Parfum
Parfum Aroma Aromatic.

----------