Welcome To Eko Cahyono Blog.

Kamis, 08 April 2010

PERCOBAAN ALKALIMETRI

4.1 Latar Belakang
Tujuan cara volumetri ini ialah menentukan kadar atau konsentrasi larutan asam dengan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. maka dasar reaksi asam + basa.
Contoh : HCl + NaOH NaCl + H2O
Reaksi ionnya : H3O+ + OH- 2 H2O
CH3COOH + NaOH H2O + CH3COOH
CH3COOH + OH- H2O + CH3COO-
Dari contoh-contoh di atas ternyata:
Basa dapat dititrasi dengan larutan baku asam. Proses ini disebut Asidimetri. Sebaliknya, asam yang dititrasi dengan larutan baku basa disebut alkalimetri.
1. Dalam asidi-alkalimetri, 1 ekivalen asam atau basa ialah sebanyak senyawa ini yang dapat melepaskan 1 mol ion H+ (atau H3O+). Proses untuk menentukan banyaknya ekivalen asam dibutuhkan untuk menetralkan sevolume larutan basa atau sebaliknya disebut titrasi, seharusnya:
Jumlah ekivalen asam = Jumlah ekivalen basa
Saat persamaan ini tercapai, disebut titik ekivalen. Bila kita mengerjakan titrasinya, tanda-tanda apa memberi petunjuk, yang kita harus menghentikan titrasinya ?
Jawabnya : perubahan warna indikator yang menandakan tercapainya titik akhir titrasi.
2. Suatu indikator berubah warnanya pada daerah pH tertentu , misalnya :
Metil jingga : merah pH 3,1 pH 4,4 kuning
Bromtimol biru : kuning pH 6,0 pH 7,6 biru
Fenoftalin : bening pH 6,0 pH 9,6 merah
3. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan suatu larutan baku. Larutan baku yang dibuat dengan menimbang zatnya lalu melarutkan sampai volume tertentu, secara langsung konsentrasinya diketahui. Larutan semacam ini disebut larutan baku primer. Contohnya larutan asam oksalat. Larutan baku yang konsentrasinya ditentukan melalui titrasi dengan larutan baku primer dinamakan larutan baku sekunder. Contohnya NaOH yang konsentrasinya didapatkan dengan menitrasinya dengan larutan baku primer asam oksalat.


4.2 Alat-alat
- Buret 50 mL 1 buah
- Labu takar 1000 mL 1 buah
- Labu takar 100 mL 1 buah
- Gelas piala 250 mL 1 buah
- Labu titrasi 250 mL 1 buah
- Pipet ukur 25 mL 1 buah
- Gelas ukur 10 mL 1 buah
4.3 Bahan-bahan
- Asam oksalat - Indikator fenoftalin
- NaOH 0,1 N - Asam cuka
4.4 Cara Kerja
a. Cara Membuat Larutan Baku Primer Asam Oksalat 0,1 N
Asam oksalat : (COOH)2 BM = 126,070
BE = 126,070/2
= 63,035
- Timbang dengan teliti asam oksalat sebanayak 6,3035 gram
- Larutkan dalam aquadest hingga mencapai 1000 mL
- Konsentarsi larutan =6,3035/63,035 x 1 = 0,1 N
b. Penentuan Konsentrasi NaOH dengan Larutan Baku Asam Oksalat
Prinsip reaksi:
2 NaOH + (COOH)2 (COONa)2 + H2O
- Buret yang sudah bersih dibilas dengan larutan NaOH yang akan dipakai, lalu diisi dengan larutan NaOH tersebut
- Ke dalam dua labu titrasi dipipet 25 mL larutan baku asam oksalat yang telah dibuat, tambahkan 4 tetes indikator fenoftalin
- Catat kolom dalam buret, lalu teteskan NaOH dari buret ke dalam larutan asam dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna, dari tidak berwarna menjadi merah mudah.
- Catat keadaan akhir buret dan jumlah mL NaOH yang dipakai adalah selisish keadaan semula dengan keadaan akhir buret.
- Tetntukn konsentrasi NaOH
c. Penentuan Asam Asetat dalam Cuka
Uraian
Cuka adalah larutan encer asam cuka dalam air. Sumber utama kesalahan dalam penentuan konssentrasi asam asetat dalam asam cuka adalah kesulitan dalam pengamatan titik akhir indikator dengan adanya bahan-bahan organik yang memberikan warna alami terhadap cuka.
Sebagai larutan baku pada penentuan asam asetat dalam cuka digunakan larutan baku natrium hidroksida. Kelebihan basa dalam titrasi, dititrasi kembali dengan penambahan larutan asam klorida.
Dalam titrasi ini larutan pada titik akhir bersifat basa (pH>7) oleh karena itu indikator yang digunakan fenoftalin.
4.5 Cara Kerja
- Timbang botol, masukkan kira-kira 5 mL cuplikan cuka dan timbang lagi, Kedua penimbangan ini teliti sampai 0,1 mg.
- Tuangkan cuplikan semuanya ke dalam labu ukur 100 mL dan encerkan dengan aquades, impitkan dan kocok.
- Pipet 25 mL larutan tersebut tambahkan tiga tetes fenoftalin
- Titrasi dengan larutan baku natrium hidroksida dari buret sampai timbul warna merah jingga
- Lakukan titrasi duplo
- Hitung persen berat asam asetat dalam cuplikan . Hasil duplo boleh berbeda kira-kira dua bagian per seribu.


Tidak ada komentar: